Renungkan

Allah telah memperlihatkan bukti ke Esaan dan kekuasaannya, tetapi setengah mereka meng-ingkarinya. tidakkah mereka berjalan dimuka bumi, lalu memperhatikan, bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka. mereka lebih banyak dan lebih kuat, serta banyak meninggalkan bekas-bekas peninggalan mereka. seperti piramid di mesir. tapi usaha mereka itu tidak bermanfa'at bagi mereka dan tidak dapat mengekalkan mereka dimuka

bumi. kalu Rasul datang kepada mereka menerangkan, bahwa mereka akan berbangkit nanti, mereka perolok-olokkan dan mereka gembira dengan ilmu dan tehnik mereka yang hebat. tatkala mereka melihat siksaan Allah akan menimpa mereka, lalu mereka beriman kepada Allah yang Maha Esa dan memungkiri kesyirikannya. tetapi iman mereka, tatkala melihat siksaan itu, tidak bermanf'at lagi bagi mereka.  Demikian Suhnatullah terhadap hambanya dari dahulu dan seterusnya. Disana merugilah orang-orang yang kafir...
Dahulu telah kita terangkan, bahwa Allah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari lamannya. (baca Tafsir juz X hlm. 218) Dalam ayat-ayat ini Allah menerangkan, bahwa menjadikan bumi saja dua hari lamanya (dua masa yang tertentu) Hari yang pertama ialah masa (ketika) bumi ini terpelanting (tercerai) dari benda asalnya, yaitu matahari(ketika ia sebangsa gas yang bernyala-nyala) hari yang kedua yaitu ketika bumi ini telah mulai dingin dan penuh oleh air. (ayat 9). kemudian itu pada hari yang ketiga, terjadi dibumi ini daratan dan gunung-gunung  dan pada hari yang keempat. terjadilah tumbuh-tumbuhan dan bintang-bintang. jadi jumlahnya empat hari cukup(ayat 10).. Adapun menjadikan tuju lapis langit maka adalah dalam dua hari (masa) pula , 

yaitu : 1.waktu ia tercerai dari matahari (ketika ia sebangsa gas yang bernyala-nyala). 2. waktu ia telah menjadi dingin seperti bumi.(ayat 12). jadi jumlahnya menjadikan langit dan bumi itu iaalah enam hari juga, bersesuaian dengan ayat yang dahaulu itu. adapun asalnya langit-langit itu ialah seperti asap (ayat 11). namanya dalam 'ilmu Falak sadim (nebula).  Berkata Allah kepada langit dan bumi : Datanglah ( turuntlah aturku) dengan kesukaan kamu ataupun dengan terpaksa". Maka sahut keduannya :,, kami turuti dengan penuh kesukaan''. Ayat ini untuk melukiskan kepada kita, bahwa langit dan bumi itu kedua-duanya menurut peraturan Allah dengan tiada menyangkal sedikit juga, tetapi setengah manusia tiada demikian keadaannya. Allah memberi dia otak untuk berfikir, tetapi ia tidak mau mempergunakannya. jadi bukanlah artinya, langit dan bumi itu pandai berkata-kata untuk menyahut firman Allah, melainkan hal keadaannya telah menujukkan demikian itu....Sesungguhnya Qur'an ini kitab yang mulia (tahan), tidak ada yang membatalkannya (merusakkan-nya, menyalahkkannya), baik kitab yang dahulunya  ataupun kitab yang kemudiannya. lnilah kemuliaan Qur'an, yaitu telah lebih 1000 tahun lamanya sampai sekarang, sedang kepandaian manusia telah membubung kelangit dan 'ilmu pengethunnya telah sampai sekarang, sedang kepandaian telah sampai kepuncak yang setinggi-tingginya, tetapi meskipun begitu, tidak adalah yang menyalahkan isi Qur'an atau bertentangan dengan dia,  bahkan banyak diantaranya yang menguakannya atau bersesuaian dengan dia. inilah bukti, bahwa Qur'an ini bukan karangan manusia,  malahan wahyu dari pada Allah kepada  Nabi Muhammad. kalu sekiranya ia karangan manusia niscaya kedapatanlah didalamnya beberapa  kesalahan,  teristimewah masa sekarang, masa 'ilmu pengetahuan, masa listrik dan masa radio.(baca surat Annisa' ayat 123). seorang ahli Falak bernama Bathleimus (Ulama Yunani tahun 170) telah menetapkan dalam bukunya, bahwa bumi ini tetap ditengah-tengah (sebagai pusat) sedang matahari, bulan dan bintang-bintang  beredar, semuahnya beredar keliling bumi. pendapatnya ini telah dibatalkan (disalahkan) oleh 'Ulama-ulama masa sekarang, sedang anak-anak sekolah rendah telah dapat menyalahkan  pendapat Bathleimus itu. tetapi isi Qur'an sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat tidak ada yang akan menyalahkannya. Ada orang yang mengatakan, bhwa Qur'an itu ada yang berlawanan  dengan 'ilmu  pengetahuan sekara, tetapi sebenarnya bukan berlawanan dengan isi Qur'an melainkan dengan tafsir 'Ulama-ulam yang menafsirkan Qur'an itu. Dalam tafsir kita ini teranglah bahwa satu ayatpun tidak ada yang berlawanan dengan 'ilmu pengetahuan moderen....? Sekian Dulu Dari Kami Semoga Bermanfa'a Buat Sobat Semua Amin..